KH. Muhammad Nawawi Umar | Pengasuh Pondok Pesantren Kempek

kh-muhammad-nawawi-umar.jpg


Putra tunggal KH. Umar Sholeh, KH. Muhammad Nawawi Umar (akrab dipanggil Kang Em) telah berangkat ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji bersama-sama dengan ayahanda dan ibunda tercintanya pada saat beliau baru saja baligh diusianya yang ke-15 tahun. Kemudian pada tahun 2003, beliau mengulanginya bersama istri tercinta, Ny. Hj. 'Afwah Mumtazah, M.PdI yang pada waktu itu sedang memasuki usia ke-7 bulan dari kandungan putra kedua mereka (Ezza). Masa pendidikan Kang Em dijalani hanya dengan bimbingan ayahandanya. Sebagai anak tunggal, Walid merasa keberatan ketika berulang kali Kang Em matur izin untuk melanjutkan pendidikan dengan pindah ke Jawa Timur. Berulang kali pula Walid menolak dan tidak berkenan, tetapi karena keinginan yang amat kuat, diam-diam pernah Kang Em pergi ke Tanggir (sebuah pesantren di daerah Senori, Tuban, Jawa Timur) mengikuti jejak pamandanya KH. Ibnu ‘Ubaidiliah dan sepupu-sepupunya. Hanya beberapa saat kemudian, beliau kembali pulang karena dijemput oleh Walid dan Mi Is yang masih belum siap melepaskan beliau pergi jauh. Semenjak itu Kang Em hanya belajar pada ayahandanya saja dan Walid tidak pernah memulai pengajiannya sebelum Kang Em hadir. Di usianya yang menginjak 20 tahun, Kang Em mulai ikut ngaji kitab di pamannya yang telah kembali dari Mekkah di Arjawinangun secara ngelaju (pulang-pergi).

Ketika beliau berumur sekitar 25 tahunan beliau mulai diaktifkan oleh Walid untuk membantu mengajar Al-Qur'an di pesantren, kemudian berangsur-angsur satu persatu kitab-kitab kajian wajib Pondok Pesantren Kempek beliau pegang untuk menggantikan Walid ketika beliau udzur. Sampai akhirnya sekitar tahun 1994, beliau telah mengajarkan dan memegang seluruh peninggalan Walid berupa pengajian-pengajian wajib di pesantren, mulai dari ngaji Al-Qur'an, Shorof Kempek sampai ngaji Fatchul Qorieb, Fatchul Mu'ien dan Fatchul Wahab dengan dibantu oleh keponakan-keponakan beliau.

Pada tahun itu pula, tepatnya tanggal 17 Januari 1994 M./ 18 Sya'ban 1414 H. beliau menikah dengan salah seorang putri bibi beliau, Nyai Hj. ‘Izzah Syathori, yang bernama ‘Afwah Mumtazzah yang mana pada saat itu masih menyelesaikan studi S1-nya di IAIN Sunan Kali Jaga (sekarang UIN Suka), Yogyakarta. Pernikahan KH. Muhammad Nawawi ‘Umar dengan Ny. Hj. 'Afwah Mumtazah, M.PdI sampai saat ini telah dikaruniai dua orang keturunan yaitu:

1. Aufa Nadja Nawafy Zaen (Nada).

2. Sholah Mafaza Muhammad (Ezza).

Banyak perubahan dan perombakan yang dilakukan pada masa KH. Muhammad Nawawi ‘Umar ini seperti:
1. Pembukaan Lajnah Tarbiyah wat-Ta’lim wat-Tsaqofah (LT3) untuk mewadahi pengajian tambahan wajib klasikal bagi para santri putra yang berdomisili di pesantren Kempek.
2. Pendirian Madrasah Takhossus Lit Banat (MTLB) untuk mengkoordinir sistem pengajaran terpadu di Pondok Pesantren Putri Kempek, yang mana keduanya telah dirintis sejak masa Walid masih aktif dipesantren dan atas dasar restu/ridlo beliau.
3. Pembangunan Majelis Khuffadz (Takhfidz) yang merupakan cita-cita Walid sejak dulu ketika merenovasi rumah Mbah Yai Harun (sekarang kediaman Kang Em) untuk dijadikan sebagai tempat bagi santri-santri yang berniat menghafalkan Al Quran.

Karena niat dan cita-cita tersebut, Walid tak segan-segan memfasilitasi semua kebutuhan pembangunan tersebut, baik sarana maupun prasarananya. Sampai akhirnya atas berbagai pertimbangan dan perembugan, pada tahun 1997, dibangunlah sebuah Majelis Khuffadz khusus sebagai wadah bagi para santri yang sengaja mengkhususkan diri untuk menghafalkan Al-Qur'an (sementara hanya untuk santri putri saja).

Adapun perkembangan dan perombakan yang terjadi di Pondok Pesantren Putri Kempek secara lebih lengkap dan detail akan dijelaskan dalam bab tersendiri. Semoga seluruh peri hidup dan biografi nyata dari orang-orang besar tersebut menginspirasi kita semua untuk berfikir, merancang, berbuat dan beramal serta menghasilkan karya-karya besar. Karena orang besar selalu dimulai dengan berfikir besar, dilanjutkan dengan bertindak besar dan siap berkorban secara besar. Orang besar tidak dilihat dari keturunan, harta dan tahta, melainkan pemikiran, usaha dan karya nyata untuk masyarakat dan agamanya.


Artikel terkait:
:arrow:Sejarah Pondok Pesantren Kempek Gempol Cirebon Jawa Barat
:arrow:Ny. Hj. 'Afwah Mumtazah, M.PdI | Pengasuh Pondok Pesantren Putri Kempek
:arrow:Album Foto Pondok Pesantren Kempek Putri 2013
:arrow:Album Foto Asrama Putra Pondok Pesantren Kempek 2013

FANSPAGE FACEBOOK Pondok Pesantren Kempek

Sumber mtsnukempek.blogspot.com

Disunting oleh Shuichi Akai As-Syakoer

Komentar

  1. KH. Muhammad Nawawi Umar | Pengasuh Pondok Pesantren Kempek

    http://srengseng.mywapblog.com/kh-muhammad-nawawi-umar.xhtml

    BalasHapus
  2. kunjungan pagi aja pak .... :D

    BalasHapus
  3. Absen siang sob artikel yg menarik :)

    BalasHapus
  4. Kunjung siank gan . . .
    Hadir untk meramaikan
    Kunbal ya
    ada new post

    BalasHapus
  5. wuih mantap,usia 15 tahun sudah pergi haji.
    Kalo aku malah belum kepikiran.payah ya.:(

    BalasHapus
  6. 3 komen diatasku kok copasan semua.
    apa ngga anu kang? :oops:

    BalasHapus
  7. @sarilah, makanya aku malas jawab komentar:grin:

    BalasHapus

Posting Komentar